Senin, 31 Agustus 2015

Agar hati RIDHA

Posted by Nis |

Bismillah..,

Sebenarnya, apa sih ridha itu? Seperti apakah bentuknya? Bercahaya kah? Bisa kah di beli dengan lembaran2 rupiah berwarna merah?

Kata ridha berasal dari bahasa Arab yang makna harfiahnya mengandung pengertian senang, suka, rela, menerima dengan sepenuh hati, serta menyetujui secara penuh , sedang lawan katanya adalah benci atau tidak senang. Kata ridha ini lazim dihubungkan dengan eksistensi Tuhan dan manusia, seperti Allah ridha kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, sedangkan dengan manusia seperti seorang ibu ridha anaknya merantau untuk menuntut ilmu , ridha erat kaitannya dengan sikap dan pemahaman manusia atas karunia dan nikmat Allah Ta’ala. http://keluargaumarfauzi.blogspot.com/2013/08/ridha-allah-swt.html

Makna “ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb” adalah ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan dicegah-Nya. Inilah syarat untuk mencapai tingkatan ridha kepada-Nya sebagai Rabb secara utuh dan sepenuhnya. http://keluargaumarfauzi.blogspot.com/2013/08/ridha-allah-swt.html

Menggapai ridha Allah.   via: https://www.pinterest.com/pin/460070918157667777/

Nikah? #nyasar.com
Yang penting ada kata-kata ridha. :D



------------------------------------


BAGAIMANA AGAR HATI RIDHA?



Seorang murid hatinya gelisah oleh tumpuk tanya yang berkelabat.

Dari manakah lahirnya hati yang ridha pada ketetapan Allah?
Bagaimana agar Allah anugerahi hati yang ridha?
Apakah jika hati telah ridha pada ketetapan-Nya itu artinya Allah pun telah ridha terhadap hamba tersebut?

Bagaimanakah urutannya; mengejar keridhaan Allah, maka Allah akan anugerahi hati yang ridha, ataukah ridhalah pada ketentuan Allah maka Allah akan ridha?

Dan setiap pertanyaannya beranak pinak. Sang murid tergugu menghadap gurunya. Mengurai satu per satu pertanyaan-pertanyaan itu. Ia berharap gurunya dapat menjawab detail dari tiap soalan. Baginya, segala sesutau yang dijelaskan secara mendetail dan panjang lebar akan terang benderang. Tidak lagi menyembunyikan ketidakjelasan.

Namun ternyata Sang Guru hanya menjawab dengan satu kalimat uraian,

Segala tentang ridha adalah hak Allah.
Apakah Dia mau memberikan kepada kita atau tidak, itu hak-Nya.
Kita hanya mengusahakan untuk bisa mendapatkan dan berlaku ridha.

Kan hanya USAHA yang kita bisa. Apa lagi?

Rasanya ada tikaman palu keputusan yang amat telak memukul hati si Murid. Amat telak.

Benar. Manusia hanya mampu berusaha. Mengapa membebankan diri dengan segala pertanyaan tentang HASIL?

Seperti pertanyaannya; bagaimana agar memiliki hati yang ridha?
Ya upayakan agar senantiasa ridha pada ketentuan Allah. Urusan nanti setelah berusaha akan punya hati ridha atau tidak, itu kehendak Allah.


Berusaha saja semampu kita.   via: http://inspirably.com/quotes/by-zikril-hakim/hanya-tuhan-yang-bisa-melakukan-segalanya-manusia-hanya-bisa

Tidak bisa abdrakadabra punya hati ridha. Dan apakah seorang yang ridha, mengaku ridha?

Si murid kembali mengingat-ingat  pertanyaannya. Ia tadi bertanya; apakah harus ridhai dulu ketetapan Allah barulah mendapat keridhaan Allah? Aduhai! Ini pun terjawab oleh jawaban gurunya. Keridhaan Allah atas makhluk-Nya mutlak kehendak Allah. Apakah dengan atau tanpa ridha si makhluk, sekali lagi ini adalah kehendak Allah.

Lalu pertanyaan selanjutnya, apakah seorang hamba dapat mengetahui jika Tuhannya meridhainya?

Si murid kembali merasa terpojok oleh pertanyaannya sendiri.
Sombong betul aku bertanya begini? Apa yang aku lakukan jika mengetahui Tuhanku ridha padaku? Pastilah aku PONGAH berjalan di antara manusia. Merasa kehidupanku aman sentosa karena telah mendapatkan keridhaan Allah. Apa yang akan aku lakukan jika mengetahui Tuhanku tak meridhaiku? Aku akan HANCUR. Merasa semua usaha jerih payahku di dunia ini tidak ada gunanya. Lantas aku akan  berhenti berusaha dan beribadah.

Kedua kondisi itu sama sekali tidak ada yang baik. Barulah sang murid sadar.

Ini rupanya hikmah di balik manusia hanya mampu BERUSAHA.
Selama hayat dikandung badan, selama itu pula usaha harus terus dikerahkan.
Terus berusaha meridhai segala ketetapan Allah.
Terus berusaha melakukan yang diridhai-Nya.
Terus berusaha menggapai ridha-Nya.
Terus BERUSAHA.
Apa lagi yang kita bisa selain berusaha?

Bahwa setiap pertanyaan mengenai Tuhan tak bisa dijawab oleh kemanusiaan kita. Hanya Allah yang mengerti Zat-Nya. Hanya Allah yang mengerti kehendak-Nya. Maka kembalikan semuanya kepada Allah. Kita manusia hanya dapat berusaha dan mengembalikan semua pada-Nya. Apa lagi yang kita bisa selain berusaha?

Seorang mukmin yang QANA’AH apabila ia membutuhkan sesuatu dari dunia,
maka dia akan datang kepada Tuhannya dengan mengajukan permintaan,
penuh dengan kerendahan hati dan diiringi TOBAT.
Apabila Allah Ta’ala memberikan apa yang dia perlukan,
maka dia akan BERSYUKUR, dan apabila Allah tidak memberikannya, maka dia MENERIMA dan BERSABAR untuk menahan keperluannya TANPA disertai penentangan
ataupun bantahan atas keputusan-Nya.
Dia tidak mencari dunia dan menukarnya dengan agama,
dia tidak seperti orang munafik (yang selalu membantah keputusan-Nya).
-Syaikh Abdul Qadir Jailani


Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.


Ridha... via: http://www.slideshare.net/amangsyafrudin/hanya-ridha-allah 





-----Jakarta, 31 Agustus 2015-----
ba'da magrib

Sabar itu.??? *menerima ketetapan Tuhan

Posted by Nis |

Sabar itu, warnanya apa, Bunda?
Jika aku melukiskannya dengan crayon kuning, bolehkah?

Boleh, Sayang
Sesukamu, lukis dengan sebanyak warna yang kau suka.

Eh, Bunda...
Boleh aku gambarkan sabar dengan pelangi seperti yang kita lihat tadi sore?

Ya, seperti pelangi, Ananda!
Kumpulkan segala warna indah yang kamu miliki
Merah, hijau, jingga, semaumu!

Semakin kau sukai  warna pelangimu, kau akan semakin betah berlama-lama dengannya.

Bunda, lengkungannya sepanjang apa?
Aku melukiskannya dari ujung kertas ke ujung yang lainnya.

Sepanjang yang kau bisa, Manisku.
Pelangi itu indah bukan? Maka panjangkan saja lengkungannya.

Taraaaa, ‘lukisan sabarku’ sudah selesai, Bunda!
Aku pajang di mana, ya? Di kamarku atau kamar Bunda?

Tidak anakku, Simpankanlah ia di hatimu
Agar kau mudah menemukan pelangi, kapan pun
Tidak perlu kau tunggu hujan
Tidak perlu juga kau tunggu badai
Pelangi sabarmu tak jauh-jauh
Karena kau telah meletakkannya dalam hatimu.



Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.


Pelangi,,. via: https://anasetyowati.wordpress.com/2014/12/19/sabar-ketika-disakiti-orang-lain/ 



-------------------------

Hidup ini tentang kebijaksanaan dalam menampilkan sikap pada kenyataan yang menghampiri.
Sikapi dengan sebaik-baik sikap.
Hadapi dengan sebaik-baik keberanian.

Berdamai dengan kehidupan adalah berakrab diri dengan segala rasa, lalu kau tampilkan sebaik-baik sikap untuk menghadapinya niscaya kehidupan ini dinikmati

Dinikmati.?? Meskipun pahit rasanya? Meskipun sakit tak terkata? --Ah,,, itu hanya perasaanmu saja. Pahit memang kelihatannya,, sakit nian sepertinya. Tapi itulah kenyataannya, tak bisa lagi dicancel, atau ditukar dengan lain hal yang tak sepahit dan se-sakit itu. Ini lagi ngomongin apa sih.?

Takdir Allah. Terkadang membuat kita menangis merasakan sakitnya, atau serasa ingin muntah karena pahitnya, dan sering kita tersenyum mengecap manisnya. Yah,, lagi-lagi tentang hal yang tak sesuai keinginan, tak sesuai harapan, tak sesuai perkiraan, tak sesuai dengan yang diidam-idamkan. Serba tak sesuai. Membuat mulut membuka, mengeluarkan sebongkah kata, “Macem mana pula ini.??!”

Gagal itu menyakitkan  via: http://www.kreditur.net/rahasia-bisnis-anti-gagal/


---------------------------



Bagaimana cara menerima ketetapan Tuhan?


Manusia diberi kehidupan, tapi juga diuji agar terus berpaut pada Yang Maha Menghidupi.

Pertama, insyafi, bahwa diri ini hanyalah MANUSIA yang berperan sebagai HAMBA. Bukan TUHAN.

Sudah sadar sebagai manusia yang memiliki Tuhan? Sadari pula wilayah hamba: hanya menjalani garis kehidupan yang telah ditetapkan. Jika masih saja tidak mau menerima ketetapan Tuhan, ya sudahlah silakan mengganti profesi menjadi Tuhan. Bisa? Tidak, kan?

Menerima atau tidak ketetapan-Nya, toh ketetapan Tuhan tetap berjalan. Kita hanya bisa memilih; menghadapinya dengan hati lapang atau terus menggerutu dan tak terasa telah banyak waktu berlalu.

Apabila kita tidak menerima datangnya musim kemarau, maka kemarau tersebut akan mendatangkan kesempitan. Demikian juga apabila kita tidak menerima ketetapan datangnya musim penghujan, kedatangannya hanya akan menjadi siksa. Kerelaan kita terhadap takdir-Nya yang mendatangkan dua musim tersebut, akan menghilangkan akibat buruk apa pun yang datang karena keduanya. Demikian halnya, Penerimaan kita terhadap ujian dan cobaan, akan menghilangkan sedih, perih, dan kesempitan yang lahir darinya. Sekali lagi, menerima atau tidak, ketetapan Tuhan terus berjalan.


 Sabarr..... via: http://izasuani.blogspot.com/2014/02/sabar-dan-mengeluh.html 


Kedua, tingkatkan keimanan. Allah sebagai Tuhan Semesta Alam bukan hanya Pencipta, tetapi Dia juga Pemilik dan Pengatur semesta dengan segala isinya. Kira-kira, siapa yang lebih paham kebutuhan ‘produk’?. Perusahaan yang mengeluarkannya, kan? Begitu pula dengan manusia.

Tuhan kita-lah yang Mahamengerti apa yang kita butuhkan, bukan sekadar yang diinginkan.

Jika benar hati yakin hanya Allah yang Mahatahu yang terbaik bagi hamba-Nya, lantas mengapa masih terasa berat menerima ketetapan Allah? Dia memilihkan yang terbaik untuk kita. katakanlah, “Allah lebih tahu daripada aku”.

Apabila engkau tidak ridha dengan takdir,
Tidak bersabar atas ujian dan tidak bersyukur atas nikmat, maka tidak akan ada Tuhan bagimu,
Carilah Tuhan selain Allah,
Padahal engkau tahu tidak ada Tuhan selain Allah.

Apabila engkau mau,
Ridhalah dengan takdir,
Percayalah kepada ketetapan-Nya, baik ataupun buruk, manis ataupun pahit.
Sesungguhnya sesuatu yang akan menimpamu tidak akan luput darimu,
Dan sesuatu yang harus luput darimu tidak akan menimpamu sama sekali,
Baik dengan usaha ataupun tanpa upaya.
-syaikh Abdul Qadir Jailani


Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.







------Jakarta, 31 Agustus------
14;31

Merebut Peran Tuhan

Posted by Nis |


Tuhan, kita sering kali berebut peran.
Tidak. Bukan kita, tapi aku.
Aku sibuk mengatur hidup, harusnya begini dan begitu.
Setelah ini harusnya itu.
Ironisnya, saat keserakahanku menjadi Tuhan ikut campur pada rencana kehidupan,
saat itu pula aku tak berlaku sebagai hamba yang baik.
Sedangkan Kau yang perannya sering kali aku recoki, kemahaan-Mu sama sekali tak terganggu.
Dengan atau tanpa keangkuhanku yang ingin turut campur, Kau tetap Tuhan yang Mahabaik.
Memberikan kehidupan dan mengasuhnya.
Allah,, ajari aku agar jadi hamba yang baik.
Dan cukuplah Kau saja yang menjadi Tuhan.


Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.


 Cukup Allah saja.. via; http://abufarras.blogspot.com/2014/11/Hikmah-Keutamaan-Jenis-Macam-Sabar.html




-------------------------

Manusia. Keinginannya tiada berbatas. Persis seperti lagu soundtrack-nya film Doraemon, ‘aku ingin begini, aku ingin begitu,, ingin ini ingin itu banyak sekali..’. Dilanjutkan lirik berikutnya, yang pastinya hanya ada dalam film, tanpa realita, alias dongeng semata. ‘semua semua semua,, dapat dikabulkan,,, dapat dikabulkan dengan kantong ajaib..’. Coba kalau setiap bayi yang lahir, langsung dibekali dengan si kantong ajaib... waahhh, saya mau banget tuh.. :D

Imaginasinya cukup., kembali kepada fakta dan realita. Sebagai manusia biasa, kita semua sama ya sodara-sodara. Tidak ada yang setiap keinginan dan kehendak kita, semmuaaannyyyaaa itu bisa kita dapatkan. Satu atau dua diantaranya pasti lah ada yang tak sama dari perkiraan kita. Penginnya jadi dokter, eh malah jadi guru. Penginnya jadi tentara, eh malah jadi insinyur. Penginnya jadi artis, eh malah jadi ustadz, penginnya ini, eh dapetnya itu. Penginnya begini, eh jadinya begitu... de-es-te.



-----------------------------




Aaaarrrrrrr...!!  via; http://www.peterlim-mba.com/article/351/milikilah-ambisi-positif.html

Ada yang bisa membunuhmu kapan saja, selagi dirimu mempersilakannya berkuasa. Itulah amarah dan ambisimu.

Karena ketetapan Tuhan,
Tak pernah terlambat,
Tak pernah tergesa,
Namun ia selalu tepat,
Pada masanya.

Boleh merencana, tak kuasa memaksa.
Boleh memohon, tak bisa menentukan.

Manusia hanya mampu melakukan apa yang dia lakukan yaitu berusaha.
Saat manusia mulai tersibukkan oleh penentuan hasil atas usahanya, maka dia akan diselimuti kekhawatiran, penyesalan berkepanjangan, dan kegelisahan yang tiada ujung.
Mengapa.???

Karena manusia merebut peran Tuhan, menentukan hasil.

Biarlah kita tetap menjadi manusia yang bertuhan, bukan manusia yang berperan Tuhan.

Karena iman selalu membuat seorang hamba berdamai dengan keadaan.
Bukankah kekecewaan yang menyebabkan setan terusir oleh kemurkaan Allah? Setan angkuh merasa pendapatnyalah yang paling benar bahkan di hadapan Allah ia lantang menantang. Ia kecewa atas ketidaktepatan sangkaannya. Lalu dia terusir.

Rencana Allah diatas rencana manusia  via; https://annurmatika.wordpress.com/2013/03/27/pilihan-dalam-hidup/

Atas segala kehendak yang kita rencanakan, ketahuilah bahwa semua tersusun oleh sempitnya pengetahuan kita. Serahkan kepada Allah yang Maha Berkehendak. Agar tak lantas kecewa, lalu terusir dari kebahagiaan.

Pada akhirnya, Manusia berencana, Tuhan tertawa.



Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ---karena kesabaran perlu terus diteguhkan, ~Natisa
–penerbit; PT.elex media komputindo.







-------Jakarta, 31 Agustus 2015------
ba'da dzuhur

Selasa, 11 Agustus 2015

Tanya-Jawab Seputar Shalat Jenazah

Posted by Nis |

Bismillah,,,
Segala puji milik Allah Ta’ala,, Tuhan semesta alam..

Memasuki sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan dari jama’ah seputar materi shalat jenazah yang telah disampaikan terdahulu. Mari kita simak,, apa saja pertanyaan tersebut, beserta jawaban yang diberikan.


TANYA JAWAB SEPUTAR SHALAT JENAZAH


Makam.   via; http://sanas-soft.blogspot.com/2012/01/i-jenazah-software-islamic-khusus.html



ORANG DI KTP-NYA ISLAM, NAMUN KESEHARIANNYA MELAKUKAN KESYIRIKAN, APAKAH HARUS DISHALATKAN.?
Jawab: Muslim yang diragukan (keislamannya), tetap harus dishalatkan. Kita tidak bisa menghukumi orang semasa hidupnya, siapa tahu di ujung wafatnya ia taubat, dan taubatnya tersebut diterima disisi Allah Ta’ala.



ORANG YANG BUNUH DIRI, APAKAH HARUS DISHALATKAN.?
Jawab: Meskipun ada perbedaan pendapat, namun yang lebih tepat adalah hendaknya dishalatkan. Ibnu Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Umat Islam bersepakat bahwa orang yang melakukan dosa meskipun melakukan dosa besar tetap dishalatkan. Telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,“Shalatkanlah setiap orang yang mengucapkan ‘Laa ilaha illallahu Muhammad Rasulullah (Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad itu utusan Allah)”, meskipun dalam sanadnya ada kelemahan. Apa yang kami sebutkan dari ijma (konsensus) dapat menguatkan dan menshahihkannya.” (Al Istidzkar, 3: 29) via

 Bunuh diri adalah dosa besar.  via;http://www.nyunyu.com/main-article/detail/kenapa-di-indonesia-senjata-api-nggak-dijual-bebas/301#.VcmqudLwBVU 


Pelaku bunuh diri tidaklah dihukumi keluar dari islam. Artinya, meskipun dia mati suul khotimah, namun dia tetap muslim, sehingga jenazahnya tetap wajib disikapi sebagaimana layaknya jenazah seorang muslim. Dia wajib dimandikan, dikafani, dishalati, dan dimakamkan di pemakaman kaum muslimin.

Orang yang tidak mau menshalati jenazah yang mati karena korupsi, qishas, dan punya utang, sebagai bentuk peringatan bagi yang lain agar tidak melakukan semacam itu, termasuk sikap yang baik. Dan andaikan dia tidak mau menshalati secara terang-terangan, namun tetap mendoakan secara diam-diam, sehingga bisa menggabungkan dua sikap paling maslahat, tentu itu pilihan terbaik dari pada meninggalkan salah satu. (al-Ikhtiyarat al-Fiqhiyah, hlm. 78)  via 



ORANG MISKIN TIDAK BERANI UNTUK BERNIAT PUASA RAMADHAN DIKARENAKAN TIDAK TAHU APAKAH NANTINYA BISA MAKAN SAHUR ATAU TIDAK. BAGAIMANA HUKUMNYA.?
Jadi begini ceritanya,, misalkan si A orang miskin yang sehari punya uang, sehari lagi tidak punya uang. Makan pun belum tentu setiap 3 kali waktu makan sehari selalu tersedia makanan. Nah ketika bulan puasa pun, untuk makan sahur juga tidak menentu, kadang ada makanan, kadang tidak. Sementara kalau ndak makan sahur, si A tidak akan kuat puasa seharian, sehingga siang2 si A membatalkan puasa (laperrrrnya gak nahan). Galau lah si A pada malam harinya.,, mau niat untuk puasa ndak ya.. Kalau sudah terlanjur niat, ternyata tidak bisa makan sahur,, terus siangnya batalin puasa. Gimana ini ya.?? Aduh, mau niat puasa jadi tidak berani... Aduh,, gimana dong,,??? Nanti niat-nya jadi kayak main2.. Hhhmmm...

Puasa.  via; http://farizzeklillah99.blogspot.com/2015/03/niat-puasa-senin-kamis-menurut-islam.html


Jawab: Niat itu, bisa/boleh dibatalkan,, asalkan ada sebab syar’inya. Misalkan sudah niat puasa, tapi ternyata siang harinya mag-nya kambuh, sakit. Kalau dilanjutkan nanti malah akan membuat sakitnya semakin parah, maka diperbolehkan berbuka/membatalkan puasa. Jadi, gak apa-apa niat,, nanti kalau memang gak kuat dan harus batal, ya batalin aja. Allah tidak akan memberatkan hamba-Nya untuk beribadah.



BAGAIMANA SHALAT JENAZAH UNTUK MAYIT YANG JENIS KELAMINNYA TIDAK JELAS.?
Jenazah yang mempunyai 2 kelamin (banci), sebaiknya dimandikan oleh keluarga dekat jenazah. Dilihat kesehariannya lebih condong kemana, apakah sebagai laki2, atau perempuan. Atau mungkin ada yang punya 2 kelamin tapi hanya satu yang berfungsi, maka dihukumi dengan itu. Kalau jenazah (banci) ini akan dishalatkan bersamaan dengan jenazah lain yang laki2 dan perempuan maka susunannya adalah mayit laki2 lebih dekat dengan imam, setelahnya mayit (banci), baru yang terakhir (paling jauh dari imam) adalah wanita.

 via; http://id.mobavatar.com/privacy/bukan-banci-foto.html



ADAKAH BATASAN JANGKA WAKTU SHALAT GHAIB.?
“Bahwasanya Rasulullah mengumumkan kematian An Najasyi pada hari kematiannya. Rasul keluar bersama para sahabatnya ke lapangan, lalu mengatur shaf, kemudian (melaksanakan shalat dengan) bertakbir sebanyak empat kali.” [HR Al Bukhari (1333) dan Muslim (951)] via

Kalau mayit tersebut sudah disholati, maka tidak perlu dilakukan shalat ghoib lagi karena kewajiban shalat ghoib telah gugur dengan shalat jenazah yang dilakukan oleh kaum muslimin padanya. Inilah pendapat yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qoyyim dalam Zaadul Ma’ad. Pendapat ini juga dipilih oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin dalam Syarhul Mumthi’ dan Fatawal ‘Aqidah wa Arkanil Islam.

Alasan mereka adalah karena tidaklah diketahui bahwa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat ghoib kecuali pada An Najasiy saja. Dan An Najasiy mati di tengah-tengah orang musyrik sehingga tidak ada yang menyolatinya. Seandainya di tengah-tengah dia ada orang yang beriman tentu tidak ada shalat ghoib. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyolati An Najasiy di Madinah, sedangkan An Najasiy berada di Habasyah (Ethiopia). Alasan lain, ketika para pembesar dan pemimpin umat ini meninggal dunia di masa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam -padahal mereka berada di tempat yang jauh- tidak diketahui bahwa mereka disholati dengan shalat ghoib. via

Sedangkan untuk jangka waktunya, tidak ada batasan. Boleh dilakukan di waktu kapan saja.

Mati bisa datang kapan saja.  via; https://bangakrie.wordpress.com/2014/10/07/definisi-tentang-kematian/

Demikianlah, kajian ba’da dzuhur, Ahad 8 Agustus 2015 di masjid Istiqlal. Semoga menambah khazanah ilmu pengetahuan kita.



Akhiru da’wana, alhamdulillahirobbil’alamiin...




-----Jakarta, 11 Agustus 2015-----
menjelang Ashar

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger