Bismillah…
Segala puji milik Allah Ta’ala.
Melanjutkan bahasan cinta yang tak pernah ada
habisnya. Kali ini bukan cinta anak manusia,, tapi cintanya Allah ‘ala wa
jalla. “Terus, kalau Allah cinta,, kita dapet apa??”, bbeuhhhh…… jangan salah.
Nih, simak haditsnya;
Cinta. via: http://www.fourlook.com/
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anh, ia
berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Sesungguhnya Allah ta’ala
telah berfirman, “... Hamba-Ku senantiasa (bertaqorrub) mendekatkan diri
kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah
mencintainya, maka jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk
mendengar, sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, sebagai
tangannya yang ia gunakan untuk memegang, sebagai kakinya yang ia gunakan untuk
berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika
ia memohon perlindungan, pasti akan Aku berikan kepadanya.” [Bukhari no. 6502] Sumber: https://sunnisalafygarut.wordpress.com
Tuuuuwh,,, kurang apa coba. Kalau orang punya
bEkingan pejabat, orang kaya, polisi dll merasa bisa hidup enak kayak di surga
(padahal belum tentu masuk surga), lah ini yg bEking-in Allah coy... Tuhannya
seluruh alam semesta. Yang punya surga. Pejabat, polisi, pengusaha, mereka2 itu
siapa yang ngasih mereka hidup? Siapa yang ngasih mereka tangan, kaki, hidung?
_ALLAH.!
Kata Allah,, kalau memohon sesuatu pasti
dikabulkan, kalau minta perlindungan pasti dilindungi oleh-Nya. Sedangkan Allah
Maha Menepati janji. Coba, bayangpun. Tidak ada satu hal pun yang mustahil bagi
Allah. Jika Dia berkehendak, tinggal “Kun!” maka jadilah apa yang
dikehendaki-Nya. Kalau dunia seisinya ini saja bisa dibuat sekali “Kun” saja,
apalah permintaan kita para manusia ini. Keciiiiiiiil bagi Allah mah. Tapi
jangan minta yang aneh2 juga lah ya,, Minta diambilin bulan? Yakin lacinya muat untuk naro tuh bulan? Minta diberikan kantong ajaib? Emang situ mau,,
diubah jadi doraemon?. Wkwkwkwk. Yang masuk akal aja yaw.
Hmmm okayh, jangan berlama2 lagi, silakan
disimak lanjutannya yang kemarin. :D
*4) Tidak takut Celaan (bukan celak mata
yaw).
Dari Abu Dzar Radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan
tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka,
(2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di
bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau
memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar
kepadaku, (4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ
billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku
diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau
berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada
Allah, dan (7) beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun
kepada manusia”. [HR. Ahmad dalam Musnadnya (V/159)]. Sumber:
https://almanhaj.or.id/
Fighting.! via: http://www.imgrum.org/
Berdakwah kepada Allah, bukan berati ini yang
dimaksud adalah para ulama saja yaw, sebab arti dakwah sendiri itu tidak melulu
lewat mimbar, memberikan ceramah langsung kepada ummat. Media dakwah itu
luaaaas. Dengan menunjukkan keislaman kita ini juga merupakan dakwah yaw.
Rasulullah pun berdakwah tak hanya dengan kata, namun juga akhlak perbuatan
yang menunjukkan ‘seorang muslim itu begini lho..’.
Tak usah takut, ragu dan malu dalam taat
kepada Allah. Biarpun dicibir, dianggap aneh, dicaci, bahkan disakiti sebab
dakwah kita. Bila kita diberikan kesempatan mengalami hal2 tersebut, berati
Allah sedang menyatakan cinta-Nya pada kita. Apakah kita menyambut cinta-Nya
dengan meneguhkan hati tetap melangkah di jalan-Nya,, ataukah kita menolak
cinta-Nya dengan menyerah, pasrah karena takut pada manusia.. ?
Siapin jawaban dari sekarang yawwwwww.
*5) Memperbanyak sunnah dan komitmen dalam
menjalankannya.
Hadits qudsi, Dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anh, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Sesungguhnya
Allah ta’ala telah berfirman : ‘Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka
sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya. Hamba-Ku senantiasa
(bertaqorrub) mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu (perbuatan) yang Aku
sukai seperti bila ia melakukan yang fardhu yang Aku perintahkan kepadanya. Hamba-Ku
senantiasa (bertaqorrub) mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah
hingga Aku mencintainya. ...” [Bukhari no. 6502] Sumber: https://sunnisalafygarut.wordpress.com/
Memperbanyak sunnah, bisa dengan ibadah berat
misal shalat2 sunnah, puasa2 sunnah. Bisa juga dengan amalan rutinitas kita
setiap hari, seperti mendahulukan yang kanan setiap melakukan sesuatu, sunnah
memotong kuku setiap sebelum 40 hari, sunnah dalam berpakaian, sunnah dalam
makan dan minum, dan lain sebagainya. Kalau bisa dilakukan, kenapa enggak? Agar
Allah semakin cinta. :)
Dhuha lancar,, rejeki lancar.. InsyaAllah. via: http://www.vivimulya.com/
Dalam hal ibadah, setidaknya azzamkan satu
amalan sunnah yang amat sangat kita pegang dan jangan sampai ditinggalkan.
Meskipun 1rakaat shalat witir sebelum tidur. Atau shalat dua rakaat dhuha
setiap pagi. Kita tidak tahu betapa berharganya amalan tersebut nanti di hari
akhir. Bisa jadi pemberat timbangan kebaikan yang tidak kita sangka. Wallahu
a’lam.
*6) Mencintai sesama muslim.
Kriteria orang yang kita cintai karena Allah;
semakin dia mencintai Allah, maka semakin cintailah dia.
Hadits tentang 7 golongan orang yang mendapat
naungan dari Allah di hari akhir.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari
dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang
pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang
hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan
Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang
laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi
cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6)
seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya
sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta
(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan
air matanya.” [Al-Bukhari (no. 660, 1423, 6479, 6806)] Sumber: https://almanhaj.or.id/
Cinta yang ini, lebih mengarah pada sahabat
surga. Yang saling tolong dalam kebaikan, mengingatkan bila mendekati
kemaksiatan. Saling menjaga, berpeluk dalam ikatan ukhuwah Islamiah.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu,
ia berkata, “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 13 dan
Muslim no. 45). Sumber : https://rumaysho.com/
Ukhibbuki fillah. via: http://www.depokpos.com/
~bersambung...
-------Tangerang, 17 Juli 2017-------
di meja kerja, 09;09
0 komentar:
Posting Komentar